Minggu, 13 Desember 2015

Jenis-Jenis Membaca

      Jenis Membaca 

      5 jenis membaca, yaitu : 
      • Membaca nyaring dan dalam hati
Membaca nyaring merupakan proses mengkomunikasikan isi bacaan (dengan nyaring) kepada orang lain. Karena tujuan utamanya mengkomunikasikan isi bacaan, maka si pembaca bukan hanya dituntut harus mampu melafalkan dengan suara nyaring lambing-lambang bunyi bahasa saja, melainkan juga dituntut harus mampu melakukan proses pengolahan agar pesan-pesan atau muatan makna yang terkandung dalam lambing-lambang bunyi bahasa tersebut dapat tersampaikan secara jelas dan tepat oleh orang-orang yang mendengarnya. Dengan demikian jelaslah bahwa proses membaca nyaring sesungguhnya bukanlah hal yang mudah, membaca nyaring lebih sulit dibandingkan dengan membaca dalam hati.
Untuk membantu para pendengar menangkap dan memahami makna pengarang, pembaca nyaring biasanya mempergunakan cara berikut ini :
    1. Pembaca menyoroti ide-ide baru dengan mempergunkan penekanan yang jelas.
    2. Pembaca menjelaskan perubahan dari satu ide ke ide yang lainnya.
    3. Pembaca menerangkan kesatuan kata-kata yang tepat dan baik.
    4. Pembaca menghubungkan ide-ide yang bertautan dengan jalam menjaga suaranya agar tinggi sampai akhir dan tujuan tercapai.
    5. Pembaca menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya dan daya ekspresi yang baik dan tepat.
Tujuan membaca nyaring ialah mengkomunikasikan isi bacaan kepada orang lain atau pendengar. Pembaca nyaring tidak hanya melafalkan secara nyaring lambang-lambang bunyi saja. Ia juga dituntut mampu melakukan proses pengolahan agar pesan-pesan atau muatn makna yang terkandung dalam lambang-lambang bunyi dapat tersampaikan secara jelas dan tepat oleh pendengarnya. Proses membaca nyaring bukanlah hal mudah. Dalam membaca nyaring melibatkan penglihat.
Membaca dalam hati merupakan kegiatan pembaca untuk menyandikan dan memahami lambang-lambang bunyi bahasa tanpa mengeluarkan suara. Pembaca mempergunakan ingatan visual, yaitu mata dan ingatan. Pembaca dalam hati tidak boleh mengeluarkan suara saat membaca. Namun, masih banyak anak yang membaca dalam hati, namun pada saat yang bersamaan alat ucapnya juga ikut aktif melafalkan bunyi-bunyi. Misalnya, bisa dijumpai pada anak yang membaca dalam hati dengan bibir bergerak-gerak sehingga mengeluarkan suara (berbisik atau bergumal). Hal seperti itu perlu dihilangkan secara perlahan-lahan sebab akan dapat menghambat kelancaran membaca dalam hati, terutama membaca ekstensif atau membaca cepat.
Dalam membaca dalam hati terjadi secara simultan konsentrasi dua arah dalam pikiran pembaca. Pembaca secara aktif merespons ungkapan bunyi simbol-simbol tulisan dan bahasa yang digunakan oleh penulis dalam rangka memahami makna yang terkandung dalam teks. Oleh sebab itu, pembaca dituntut dapat mengungkapkan makna yang terkandung di dalam teks. Makna yang diterima diolah pembaca dalam otaknya untuk menghasilkan pikiran yang kritis dan kreatif.
Tujuan utama membaca dalam hati adalah memperoleh pemahaman. Pembaca berkeinginan memahami isi bacaan secara menyeluruh. Seseorang dikatakan dapat memahami bacaan secara baik jika memiliki kemampuan berikut ini.
1. Kemampuan menangkap arti kata dan ungkapan yang digunakan penulis
2. Kemampuan menangkap makna tersurat dan tersirat
3. Kemampuan membuat simpulan
- Membaca intensif dan ekstensif
Membaca intensif pada hakikatnya adalah studi saksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di suatu tempat. Latihan pola-pola kalimat, latihan kosa kata, telaah kata-kata, dikte dan diskusi umum merupakan bagian dan teknik membaca intensif. Teks-teks bacaan yang benar-benar sesuai dengan maksud ini haruslah dipilih oleh guru atau dosen, baik dari segi bentuk maupun isinya.
Membaca intensif ialah suatu aktivitas membaca yang sangat membutuhkan kecermatan dan ketajaman pikir, merupakan kunci pemerolehan ilmu pengetahuan. Membaca intensif sering kali agak lambat karena dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti. Adapun tujuan membaca intensif adalah memahami keseluruhan bahan bacaan sampai pada bagian yang sekecil-kecilnya. Langkah-langkah membaca intensif adalah berikut ini :
  1. Pembaca menentukan tujuan membaca intensif.
  2. Pembaca melaksanakan pembacaan secara agak cepat dan cukup kritis sebagai usaha preview.
  3. Pembaca melaksanakan pembacaan keseluruhan secara sangat cermat.
  4. Pembaca melaksanakan self resitasi.
  5. Pembaca mencari paragraf pendahuluan mengenai maksud penulis, kemudian mencari paragraf penutup yang berisi penjelasan terhadap maksud tersebut.
  6. Pembaca memperhatikan baik-baik cara pengarang dalam menentukan ruang lingkup pembicaraan serta meletakkan tekanan pada informasi yang menunjang maksudnya.
  7. Pembaca memperhatikan secara saksama organisasi karangan.
  8. Pembaca mencari maksud pengarang, baik yang tersurat maupun tersirat di dalam wacana.
Tujuan membaca intensif adalah untuk memperoleh sukses dalam memahami penuh terhadap argumen-argumen yang logis, urutan-urutan pola-pola teks, pola simbolisnya, nada-nada tambahan yang bersifat emosional dan sosial, pola sikap dan tujuan pengarang, dan sarana linguistik yang dipergunakan. Melalui pemahaman penuh, kecepatan membaca intensif lebih menurun dibandingkan dengan membaca ekstensif. Kecepatan baca seseorang bergantung pada faktor kedalaman dan keterperincian pemahaman. Semakin mendalam dan terperinci, kecepatan pembaca akan menurun dan sebaliknya. Dalam pembelajaran di sekolah, kedalaman, dan keterperincian pemahaman ditentukan oleh tujuan pembelajaran yang dibuat oleh guru.
Membaca ekstensif adalah membaca secara luas, yaitu objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Tujuan membaca ekstensif adalah untuk memahami isi yang penting dengan cepat. Membaca ekstensif adalah membaca untuk memahami hal-hal penting dengan cepat sehingga membaca secara efisien dapat terlaksana. Jika dilihat dari segi waktu, membaca ekstensif relatif lebih hemat karena pembaca cukup membaca objek secara sekilas, bukan kata per kata, kalimat per kalimat, atau paragraf per paragraf, tetapi menatap penuh bacaan untuk mencari bagian mana yang dibutuhkan dari bacaan. Dari segi tujuan, kegiatan membaca ekstensif adalah untuk memahami isi atau hal-hal penting dengan cepat.
Dalam penggunaan secara umum dan dalam pembelajaran, membaca ekstensif disinonimkan dengan membaca cepat. Membaca cepat adalah kemampuan membaca dengan memperhatikan bahan yang dibaca dan tujuan membaca. Kecepatan membaca harus fleksibel, artinya kecepatan itu tidak harus selalu sama, ada kalanya diperlambat karena bahan-bahan dan tujuan membaca. Kecepatan membaca dapat disesuaikan dengan kebutuhan membaca apabila kata-kata dalam bacaan tergolong tidak asing, dapat dilalui dengan cepat. Namun, apabila ada kata-kata yang tergolong asing dapat diperlambat untuk memahami makna kata tersebut. Membaca cepat adalah kemampuan membaca dengan kecepatan yang tidak sama. Menurutnya kecepatan membaca harus fleksibel.
Tujuan membaca cepat adalah untuk memperoleh banyak pemahaman dari bacaan. Tidak ada gunanya dapat membaca cepat, tetapi tidak dapat memahami bacaan secara memadai. Apabila kita dapat memahami dengan pemahaman sepenuhnya, tetapi kacapatan bacanya sangat lambat juga tidak dapat dikatakan membaca secara cepat. Pembaca harus mencapai keseimbangan yang baik antara kecepatan dan pemahaman membacanya. Dengan latihan yang tekun dan terus menerus, pembaca akan mampu membaca cepat sekaligus mampu memahami isi bacaan. Pembaca dalam membaca tidak menanggapi kata demi kata, melainkan menanggapi gagasan demi gagasan.
      • Membaca teliti, pemahaman dan kritis
Membaca teliti merupakan membaca yang dilakukan secara saksama. Jenis membaca menekankan pada proses membaca dalam memandang simbol-simbol tertulis yang dilakukan secara saksama. Dalam kegiatan membaca ini perlu keterampilan-keterampilan berikut ini.
  1. Survai cepat untuk melihat organisasi dan pendekatan umum.
  2. Membaca saksama dan membaca ulang paragraf untuk menentukan kalimat judul dan perincian-perincian penting.
  3. Penemuan hubungan setiap paragraf dengan keseluruhan tulisan atau artikel.
Ada tujuh hal yang perlu diperhatikan dalam membuat catatan hasil baca. Ketujuh hal tersebut adalah berikut ini :
  1. Bacalah sekilas seluruh kutipan atau pilihan sebelum membuat catatan.
  2. Tentukanlah apakah pembaca perlu mencatat sampai hal-hal yang sekecil-kecilnya ataukah hanya ide-ide yang penting saja.
  3. Buatlah catatan dengan bahasa (kata, kalimat) sendiri.
  4. Kembangkanlah sistem sendiri mengenai singkatan dan penggalan singkat yang dapat dipergunakan untuk menghemat waktu dan tenaga dalam mencatat.
  5. Pakailah tanda-tanda kutipan jika mengutip sesuatu bahan.
  6. Buatlah catatan yang tepat dan jelas.
  7. Periksalah kembali apakah semua hal penting telah tercatat.
Dalam keperluan studi, membaca teliti digunakan dalam menelaah tugas. Agar dapat menelaah tugas dari guru atau dosen secara baik, pelajar sebaiknya menggunakan metode membaca SQ3R. Metode SQ3R merupakan metode membaca yang ditujukan untuk kepentingan studi yang terdiri atas lima tahap, yaitu survai, question, reading, recite dan review. Survai merupakan tahap pertama dari metode SQ3R yang berupa kegiatan membaca sepintas hal-hal yang pokok. Question (bertanya) merupakan tahap kedua dari metode SQ3R yang berupa kegiatan pembaca menyusun pertanyaan-pertanyaan. Reading (membaca) merupakan tahap ketiga dari metode SQ3R yang berupa kegiatan pembaca untuk membaca bacaan. Recite (menceritakan kembali) merupakan tahap keempat dari metode SQ3R yang berupa kegiatan membaca untuk menceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca dengan kata-kata sendiri. Review (meninjau kembali) merupakan tahap akhir dari metode SQ3R yang berupa kegiatan pembaca untuk memeriksa ulang bagian-bagian yang telah dibaca dan dipahami.
Istilah membaca pemahaman mempunyai padanan istilah membaca literal. Membaca pemahaman merupakan membaca yang dilakukan secara cermat yang digunakan untuk memperoleh pemahaman (sepenuhnya) atas suatu bahan bacaan. Pembaca mengenal, menangkap, dan memahami informasi-informasi yang terdapat dalam bacaan secara tersurat (eksplisit). Pembaca hanya menangkap informasi-informasi yang terletak secara jelas dalam bacaan. Informasi secara eksplisit terdapat dalam baris-baris. Pembaca tinggal menangkap makna-makna tersebut, tidak menangkap makna yang lebih dalam lagi (implisit) atau makna di balik baris-baris.
Tujuan yang diinginkan oleh pembaca pemahaman pada umumnya adalah mencari dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan makna bacaan. Tujuan yang lain selain tujuan umum adalah tujuan khusus. Tujuan khusus meliputi:
  1. menemukan rincian atas fakta-fakta yang terjadi dalam bacaan,
  2. memperoleh ide-ide pokok yang ada pada bacaan,
  3. memperoleh informasi (ide) lain atau tambahan yang ada dalam bacaan,
  4. menemukan urutan atau susunan organisasi cerita yang ada dalam bacaan.
Membaca pemahaman melatihkan dua belas kemahiran pembaca. Kedua belas kemahiran tersebut adalah berikut ini.
  1. memahami makna kata,
  2. memahami makna frasa,
  3. memahami makna kalimat,
  4. memahami makna paragraf,
  5. memahami makna unsur detail,
  6. menangkap unsur perbandingan,
  7. menangkap unsur urutan,
  8. menangkap unsur sebab akibat,
  9. memahami (menjawab) apa, siapa, kapan, dan dimana,
  10. menyatakan kembali unsur perbandingan,
  11. menyatakan kembali unsur urutan,
  12. menyatakan kembali unsur sebab akibat.
Membaca kritis (critical reading) adalah cara membaca dengan melihat motif penulis dan menilainya. Pembaca tidak sekedar menyerap apa yang ada, tetapi ia bersama-sama penulis berpikir tentang masalah yang dibahas. Membaca secara kritis berarti kita harus mampu membaca secara analisis dengan melakukan penilaian. Dalam membaca harus ada interaksi penulis dengan pembaca yang saling mempengaruhi sehingga terbentuk pengertian baru. Jika kita ingin membaca dengan baik, kita harus membaca dengan pikiran yaitu berpikir, menilai, dan membuat batasan. Kesemuanya ini harus dilakukan secara serentak.
Membaca kritis merupakan suatu strategi membaca yang bertujuan untuk mendalami isi bacaan berdasarkan penilaian yang rasional lewat keterlibatan yang lebih mendalam dengan pikiran penulis yang merupakan analisis yang dapat diandalkan. Melalui membaca kritis, pembaca dapat pula mencamkan lebih dalam apa yang dibacanya dan dia pun akan mempunyai kepercayaan diri yang lebih mantap daripada kalau dia membaca tanpa usaha berpikir secara kritis. Membaca kritis meliputi penggalian lebih mendalam, upaya untuk menemukan bukan hanya mengenai keseluruahan kebenaran mengenai apa yang ditulis, tetapi juga (dan inilah yang lebih penting pada masa-masa selanjutnya) menemukan alas an-alasan mengapa sang penulis mengatakan apa yang dilakukannya. Apabila seorang pembaca menemukan bukan hanya apa yang dikatakan, tetapi juga mengapa hal itu dikatakan maka dia sudah melakukan membaca kritis yang merujuk pada keterpahaman.
Membaca kritis merupakan modal utama bagi mahasiswa untuk mencapai kesuksesan studi. Kebanyakan mahasiswa, seperti juga Anda, telah mengalami praktik dalam membaca kritis yang termasuk dalam wilayah membaca intensif walaupun mungkin Anda tidak sadar. Saat Anda sedang berpacaran, misalnya dan membaca sepucuk surat cinta maka pasti Anda membacanya dengan saksama penuh perhatian. Bisa dipastikan Anda membaca setiap kata dan sungguh-sungguh mencermatinya, yaitu membaca keseluruhan yang berkenaan dengan bagian-bagian dan setiap bagian dipandang dari segi keseluruhan. Anda menjadi sangat sensitif, Anda dapat memahami dan merasakan kata-kata, frasa-frasa, dan kalimat-kalimat dengan lebih kritis.
Tidak setiap membaca, seseorang membaca secara kritis. Seseorang dikatakan membaca kritis jika memenuhi enam ciri. Keenam ciri tersebut adalah berikut ini :
  1. Pembaca dalam kegiatan membaca sepenuhnya melibatkan kemampuan berpikir kritis.
  2. Pembaca tidak begitu saja menerima apa yang dikatakan penulis.
  3. Pembaca berusaha mencari kebenaran yang hakiki dalam membaca kritis.
  4. Pembaca selalu terlibat dengan permasalahan mengenai gagasan dalam bacaan.
  5. Pembaca mengolah bahan bacaan, bukan mengingat bahan bacaan.
  6. Pembaca menggunakan hasil baca untuk diingat dan diterapkan, bukan untuk dilupakan.
      • Membaca ide dan kreatif
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam bacaan. Membaca ide merupakan kegitan membaca yang bertujuan untuk mencari jawaban atau pertanyaan berikut dari suatu bacaan: (a) mengapa hal itu merupakan judul atau topik yang baik; (b) masalah apa saja yang dikupas atau dibentangkan dalam bacaan tersebut; (c) hal-hal apa yang dipelajari dan yang dilakukan oleh sang tokoh.
Membaca kreatif merupakan membaca yang tingkatannya tertinggi yang dimampui oleh pembaca. Pembaca tidak hanya menangkap makna tersurat, makna antarbaris, makna di balik baris, tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan hasil bacanya untuk kepentingan sehari-hari.
Ciri pembaca kreatif ada lima dan keterampilan yang dilatihkan dalam membaca kreatif ada tujuh. Kelima ciri pembaca kreatif adalah berikut ini :
  1. Pembaca tidak berhenti sampai pada saat menutup bacaan.
  2. Pembaca mampu menerapkan hasil bacanya untuk kepentingan hidup sehari-hari.
  3. Pembaca mengalami perubahan sikap dan tingkah laku setelah proses membaca selesai.
  4. Pembaca memanfaatkan hasil membacanya berlaku sepanjang masa.
  5. Pembaca mampu menilai secara kritis dan kreatif bahan bacaan dan memberikan umpan balik yang berupa kritik balikan, penilaian langsung atau mengubahnya menjadi bentuk lainnya.
Ketujuh keterampilan yang dilatihkan dalam membaca kreatif adalah berikut ini.
  1. Keterampilan mengikuti petunjuk dalam bacaan kemudian menerapkannya.
  2. Keterampilan membuat resensi.
  3. Keterampilan memecahkan masalah sehari-hari melalui teori yang disajikan dalam bacaan.
  4. Keterampilan mengubah cerita prosa (cerpen, novel) menjadi bentuk naskah drama atau sandiwara radio.
  5. Keterampilan mengubah puisi menjadi prosa.
  6. Keterampilan mementaskan naskah drama yang telah dibaca.
  7. Keterampilan membuat kritik balikan dalam bentuk essai atau artikel populer.
      • Membaca bahasa dan sastra
Membaca telaah bahasa mencakup membaca bahasa (asing) dan membaca sastra. Membaca bahasa adalah membaca yang mengutamakan bahasa bacaan. Dalam hal ini mementingkan segi bahasa bacaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kesesuaian pikiran dengan bahasa, perbendaharaan yang meliputi kosa kata, struktur kalimat dan ejaan. Membaca bahasa asing merupakan kegiatan membaca yang teks bacaannya adalah teks yang berbahasa asing. Bagi orang Indonesia, teks yang berbahasa asing ialah teks bacaan yang tidak berbahasa Indoneisa dan tidak berbahasa daerah, misalnya teks yang berbahasa Arab, Inggris, Cina, Jepang, dan Belanda.
Tujuan utama pada membaca bahasa dalam tataran rendah ada dua, yaitu memperbesar daya kata (increasing word power) dan mengembangkan kosa kata (developing vocabulary. Dalam tataran yang lebih tinggi, bertujuan membaca bahasa ialah mencapai kefasihan (fluency). Setiap pembaca mempunyai dua jenis daya kata. Pertama, daya kata yang digunakan untuk berbicara dan menulis. Daya kata ini terkait dengan daya memilih dan mempergunakan kata yang mengekspresikan makna secara jelas dan tepat. Kedua, daya kata yang digunakan untuk membaca dan menyimak. Daya kata ini terkait dengan daya untuk menghadapi dan menggarap kata baru dan yang belum lazim memperoleh makna cukup dari kata tersebut.
Membaca sastra (literary reading) merupakan kegiatan membaca karya-karya sastra, baik dalam hubungannya dengan kepentingan apresiasi maupun dalam hubungannya dengan kepentingan studi atau kepentingan pengkajian. Berdasarkan bentuknya, karya sastra terdiri atas tiga jenis, yaitu puisi, prosa, dan drama. Ketiga jenis tersebut dibaca untuk diapresiasi, yaitu dipahami, dinilai, dan dinikmati. Puisi diapresiasi dari segi bentuk dan maknanya, sedangkan prosa dan drama diapresiasi dari segi unsur intrinsik dan ekstrinsik. Karya sastra juga dapat dibaca untuk keperluan studi, misalnya mahasiswa membaca novel “Negeri 5 Menara” untuk mengerjakan tugas yang diberikan dosennya.
      • Membaca survai, sekilas, dan dangkal
Membaca survai adalah sejenis kegiatan membaca dengan tujuan untuk mengetahui gambaran umum ikhwal isi serta ruang lingkup dari bahan bacaan yang hendak dibaca. Oleh karena itu, dalam perakteknya pembaca hanya sekedar melihat atau menelaah bagian bacaan yang dianggap penting saja. Misalnya, judul, nama pengarang beserta pidatonya, judul, bab serta sub-sub bab, daftar indeks atau daftar buku-buku rujukan yang dipergunakannya. Dengan demikian membaca survey bukanlah membaca sebenarnya. Jadi, dapat dikatakan semacam kegiatan prabaca.
Tujuan dilakukannya survai adalah untuk mengetahui anatomi buku, gambaran umum isi buku, dan mutu buku. Anatomi buku merupakan bagian-bagian dari sebuah buku yang umumnya meliputi bagian pendahuluan, isi, dan penutup. Tahap mensurvai buku diperlukan untuk tahap berikutnya. Jika tidak melakukan survai, pembaca tidak akan bisa membuat pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan isi buku. Tujuan lain dari mensurvai adalah untuk mengetahui gambaran umum sebuah buku secara cepat. Dalam waktu yang singkat pembaca sudah dapat mengetahui buku yang disurvai itu cocok atau tidak, mengandung informasi-informasi yang dibutuhkan atau tidak. Jika jawabannya tidak, pembaca tidak perlu meneruskan dan jika jawabannya ya, pembaca akan meneruskan kegiatan membacanya pada tahap berikutnya.
Membaca sekilas atau membaca Skimming adalah sejenis membaca yang membuat mata bergerak dengan cepat melihat dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat. Skimming merupakan keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien.
Membaca dangkal (superficial reading) adalah salah satu jenis membaca ekstensif yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bacaan. Membaca dangkal menekankan pada kegiatan membaca yang dilihat dari segi hasil, yaitu memahami hal-hal umum atau pokok. Beda membaca dangkal dan membaca survai ialah membaca dangkal menekankan pada hasil, sedangkan membaca survai menekankan pada proses membaca. Hal tersebut terkait dengan hakikat membaca secara umum bahwa membaca terdiri atas dua bagian, yaitu proses dan hasil. Proses merupakan kegiatan yang dilakukan mata dan otak, sedangkan hasil merupakan hal yang diperoleh dari proses tersebut yang berupa pemahaman atas isi bacaan.
Tujuan pembaca dalam membaca dangkal adalah untuk mencari kesenangan atau kebahagiaan. Membaca seperti ini dikendalikan atas kemauaan dan keinginan sendiri tanpa ada campur tangan dari orang lain. Keinginan muncul dari hati atau perasaan pembaca sendiri. Apa yang disenangi dan membuat bahagia pembaca itulah yang dilakukannya. Membaca ini terkait dengan perasaan atau hati pembaca.




2 komentar: