Model
Membaca
Model
membaca adalah gabungan cara kerja fisik dan spikis yang merupakan
proses dalam membaca karena membaca dimulai dari proses visual (mata)
dan di akhiri pada proses yang terdapat di otak yaitu memahami atau
mengkritisi bacaan. Cara kerja fisik berkaitan dengan bagaimana mata
membaca atau memandang
bacaan yang merupakan sistem grafis. Cara kerja psikis
berkaitan dengan bagaimana cara kerja otak memahami bacaan.
Dalam
model membaca terdapat lima pendekatan, yaitu pendekatan taksonomi,
pendekatan psikologis, pendekatan linguistik, pendekatan
psikomotorik, dan pendekatan proses informasi.
- Pendekatan taksonomi dalam proses membaca diperlukan empat keterampilan, yaitu mengenal kata, komprehensif, reaksi, dan asimilasi.
- Pendekatan psikologi dibagi menjadi dua, yaitu behavioral adalah belajar bahasa dapat dikendalikan dari luar (lingkungan). Keterampilan membaca merupakan hasil proses membaca yang diperoleh dari hubungan antara rangsangan dan reaksi. Dikenal dengan sebutan S – R, yaitu dengan stimulus dan respons. Untuk dapat terampil membaca, seseorang pembaca (siswa) haruslah dibiasakan untuk membaca. Tugas guru adalah memberikan tugas kepada siswa untuk membaca sesering mungkin sesuai dengan kemampuan siswa.
Dan
kognitif adalah proses aktif integratif yang terjadi di dalam
otak. Manusia merupakan makhluk pengumpul,
pemilik dan pemakai informasi yang berpusat diotak. Membaca tidaklah
sekadar
memperoleh rangsangan simbol-simbol tertulis melalui mata, tetapi
yang lebih penting adalah memproses rangsangan tersebut di dalam
otak.
- Pendekatan linguistik, membaca merupakan hubungan yang teratur antara sistem tulisan dan ujaran.
- Pendekatan psikomotorik, pendekatan ini digunakan untuk mengukur tingkat kenyaringan dan kecepatan baca yang dilakukan pembaca. Kenyaringan dan kecepatan baca diukur secara statistik dengan menggunakan analisis substrata.
- Pendekatan proses informasi adalah keterampilan membaca merupakan suatu proses informasi (alat komunikasi antara pihak satu (penulis) dengan pihak lain (pembaca)). Dalam proses membaca terjadi komunikasi yang tidak langsung antara penulis dan pembaca. Pesan penulis disampaikan dalam bentuk tulisan dengan beragam wujud.
Banyak
model yang dapat digunakan untuk membaca.
Walaupun banyak, model membaca dapat diklasifikasi menjadi tiga
model, yaitu model membaca bawah atas, model membaca atas bahwa, dan
model, membaca timbal balik.
- Model Membaca Bawah Atas
Model
Membaca Bawah Atas (MMBA) atau bottom-up
merupakan model membaca
yang bertitik tolak dari
pandangan bahwa yang mempunyai peran penting (primer) dalam kegiatan
atau proses membaca adalah struktur bacaan, sedangkan
struktur pengetahuan yang
dimiliki (di dalam otak) pembaca mempunyai peran
sampingan (sekunder). Pembaca
bergantung sekali pada bacaan. Dalam bacaan, pembaca melakukan
penyandian kembali simbol-simbol tertulis sehingga mata pembaca
selalu menatap bacaan. Hasil penyandian kembali dikirim ke otak
melalui syaraf visual yang ada di mata untuk dipahami. Karena sistem
atau cara kerja berawal dan bergantung pada bacaan
yang berada di bawah dan baru dikirimkan ke otak yang berada di atas,
sistem membaca seperti itu dinamakan model membaca bawah atas.
- Model Membaca Atas Bawah
Jika
pada MMBA struktur dalam teks (bacaan) sebagai unsur primer dan
pengetahuan sebagai unsur sekunder, MMAB berpandangan yang
sebaliknya, yaitu pengetahuan merupakan unsur primer dan struktur
bacaaan merupakan unsur sekunder. Pembaca hanya melihat stimulus yang
berupa isyarat simbol grafis seperlunya saja, selebihnya pembaca
menggunakan isyarat kompetensi kognitif dankompetensi bahasa yang
telah dimilikinya. Karena kompetensi kognitif dankompetensi bahasa
berada di otak pembaca dan otak pembaca berada di atas bacaan, model
membaca ini disebut model membaca atas bawah.
Tokoh yang menjadi perintis MMAB
adalah Goodman, Smith, Shuy, dan Nutall.
Proses
membaca model Membaca Atas Bawah adalah berikut :
- Otak pembaca mengendalikan mata untuk melihat (membaca) lambang-lambang penafsiran grafis seperlunya saja sesuai yang dibutuhkan.
- Rangsangan yang berupa lambang-lambang grafis yang telah dipilih diteruskan oleh syaraf mata ke otak.
- Pembaca memberi penafsiran (pemahaman) dari bacaan yang dibaca berdasarkan kompetensi kognitif dan kompetensi bahasa yang dimilikinya.
- Model Membaca Timbal Balik
MMTB
merupakan cara kerja pembaca yang berlangsung secara simultan membaca
tidak lagi merupakan proses yang linier dan berurut-lanjut, melainkan
proses timbal balik yang bersifat simultan. Pembaca menggunakan MMBA
dan MMAB secara bergantian. Suatu saat MMBA yang berperan dan suatu
saat MMAB yang berperan.
Tokoh
yang mencanangkan MMTB adalah Teoris Rumelhart pada tahun 1977.Di
pandang dari metode pembelajaran, model Rumelhart mempunyai
keunggulan. Keunggulan yang pertama
adalah model tersebut sudah membaur dengan berbagai strategi
pembelajaran yang telah menunjukkan keberhasilannya.
Keunggulan
yang kedua adalah model Rumelhart sangat cocok digunakan untuk
pembelajaran membaca pada tingkat sekolah menengah, baik menengah
pertama (SMP) maupun menengah atas (SMA). “Tidak
ada gading yang tak retak” demikianlah
pepatah yang berlaku juga pada model Rumelhart. .
Ada
dua kelemahan dari model tersebut. Kelemahan
yang pertama adalah model Rumelhart tidak menyinggung aplikasi dan
tidak menyinggung masalah pada pra membaca, yaitu kondisi sebelum
seorang pembaca membaca bacaan. Kedua adalah model tersebut tidak
menarik karena tidak ada hal yang baru, terutama bagi guru.
Casino - Las Vegas - MapyRO
BalasHapusMapYRO is a fun and easy way to 안성 출장마사지 earn points 오산 출장샵 for free or real money 파주 출장안마 in Las Vegas. No registration 전주 출장마사지 needed! This site uses cookies. Accept 나주 출장안마 all of the