Kecepatan
Efektifitas Membaca
- Pengertian KEM
Kemampuan
membaca yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam suatu
bacaan. Dalam proses membaca terdapat dua komponen utama yang bekerja
secara dominan, yakni (a) kerja mata untuk melihat lambang-lambang
grafis, dan (b) kerja otak untuk memahami dan memaknai
lambang-lambang grafis tadi menjadi sebuah informasi yang utuh dan
lengkap. Kemampuan fisik berupa kemampuan mata melihat lambang,
selanjutnya disebut kemampuan
visual, sedangkan
kemampuan psikis yang melibatkan kemampuan berpikir dan bernalar,
selanjutnya disebut kemampuan
kognisi (Mulyati,
2003).
Beberapa
pakar pendidikan dan pengajaran membaca menyamakan istilah KEM dengan
speed reading (membaca
cepat). Kemampuan membaca cepat atau kecepatan membaca itu
ditunjukkan oleh kemampuan membaca sejumlah kata yang dibaca dalam
satuan menit (kata per menit), yakni rata-rata tempo baca untuk
sejumlah kata tertentu dalam waktu tempuh baca tertentu. Penggunaan
istilah KEM di kalangan para ahli bahasa memiliki istilah
berbeda-beda. Harjasujana ( dalam Yunus, 2010) menyebutkan KEM
sebagai Kecepatan Efektif Membaca, sedangkan Tampubolon (2008)
menyebutnya sebagai Kemampuan Efektif Membaca. Walaupun keduanya
mendefinisikan KEM dengan istilah yang berbeda, tetapi maksud yang
disampaikan memiliki kesamaan.
Kecepatan
Efektif Membaca (KEM) menurut Harjasujana adalah kecepatan yang
dicapai oleh pembaca berdasarkan rumus banyaknya jumlah kata dibagi
panjangnya waktu yang diperlukan, diperbanyak dengan persentase skor
yang diperoleh. Selanjutnya, Tampubolon (2008) menyebutkan bahwa
Kemampuan Efektif Membaca (KEM) adalah kecepatan membaca dan
pemahaman isi secara keseluruhan. Jadi, ada dua aspek yang dinilai
dalam KEM ini, yakni kecepatan dan pemahaman isi.
KEM
merupakan perpaduan dari kemampuan motorik (gerak mata) atau
kemampuan visual dengan kognitif seseorang dalam membaca (Harjasujana
& Mulyati, 1987). Dengan kata lain, KEM merupakan perpaduan dari
rata-rata kecepatan membaca dengan ketepatan memahami isi bacaan.
Dengan demikian, KEM adalah kemampuan membaca secara cepat dan tepat
dengan tanpa mengabaikan pemahaman terhadap isi secara menyeluruh.
Sejalan
dengan Harjasujana & Mulyati, Nurhadi (2005) menyatakan bahwa
membaca efektif artinya pendekatan kecepatan membaca harus diikuti
pula oleh pendekatan pemahaman terhadap bacaan. Biasanya kecepatan
dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan, dan bahan bacaan. Efektif
artinya, peningkatan kecepatan membaca itu harus diikuti pula oleh
peningkatan pemahaman terhadap bacaan. Pembaca yang efektif dan
kritis tahu tentang apa yang perlu digalinya dari bahan bacaan secara
tepat, mengabaikan unsur-unsur yang kurang penting, serta membuang
hal-hal yang tidak diperlukan.
Seorang
pembaca yang ideal bukanlah orang yang mampu membaca secara cepat
dengan pemahaman yang rendah, bukan pula yang mampu memiliki
pemahaman yang tinggi dengan kecepatan membaca yang rendah. Pembaca
yang mampu membaca cepat dengan pemahaman rendah adalah pembaca yang
sia-sia sebab apapun yang ia baca tidak bisa ia pahami. Bukankah
membaca tanpa pemahaman adalah hal yang sia-sia. Ia memang mampu
memahami bacaan, namun berapa lama waktu yang is perlukan untuk
membaca. Terkadang ia harus membaca berulang-ulang. Dengan demikian
ia telah kehilangan banyak waktu yang seharusnya dapat ia gunakan
untuk membaca bacaan yang lain.
Seseorang
yang dapat memahami suatu bacaan atau wacana, akan menemukan wujud
skemata yang memberikan usulan yang memadai tentang suatu bacaan.
Proses pemahaman suatu bacaan adalah menemukan konfigurasi skemata
yang menawarkan uraian yang memadai tentang suatu bacaan. Sampai
sekarang, konsep skema merupakan jalan yang paling memberikan harapan
dari sudut wacana pada umumnya karena skemata merupakan bagian dari
penyajian pengetahuan latar, luasnya pengetahuan, dan pengalaman
pembaca.
Dalam
kecepatan efektifitas membaca terdapat 3 faktor yang mempengaruhi,
yaitu :
- Faktor pembaca
- Latar belakang pengalaman
- Kemampuan berbahasa
- Kemampuan berpikir
- Tujuan membaca
- Berbagai afeksi, seperti minat, sikap, dan motivasi
b.
Faktor keterbacaan teks bacaan
Yaitu
teks bacaan yang tingkat keterbacaannya bagus atau baik dapat dilihat
dari aspek bahasa yang digunakan harus memenuhi 4 kriteria, yaitu
- Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sasaran pembaca tulisan
- Komunikatif
- Ketepatan bahasa
- Keruntutan dan kesatuan gagasan
c.
Faktor guru
Guru
merupakan faktor determinan penyebab rendahnya mutu pendidikan di
suatu sekolah. Guru mempunyai 2 peran, yaitu
- Memilih bacaan yang digunakan siswa
- Mengerahkan siswa untuk dapat membaca secara efektif dan efisien
- Pengukuran KEM
- Cara pengukuran KEM
Cara
mengukur KEM dilakukan dengan mencari atau menentukan kecepatan baca
pembaca, menentukan pemahaman isi bacaan, dan memadukan kedua unsur
tersebut. Terdapat 3 rumus untuk menentukan KEM.
- Penyediaan teks bacaan
Teks
bacaan yang disediakan untuk mengukur KEM pembaca haruslah dipilihkan
wacana yang memenuhi syarat kelayakan.
4
aspek kelayakan teks bacaan
- Bentuk dan jenis teks
- Kesulitan teks bacaan
- Isi wacan
- Panjang pendek teks bacaan
- Penyediaan tes pemahaman isi bacaan
Pengukuran
KEM terkait pada ranah kognitif pembaca. Proses kognitif
dikelompokkan menjadi 6, yaitu
1.
Mengingat
2.
Memahami
3.
Mengaplikasikan
4.
Menganalisis
- Mengevaluasi
- Mencipta
- Standardisasi KEM
Standardisasi
KEM terkait dengan dua unsur, yaitu kecepatan baca dan pemahaman isi
bacaan. Standardisasi yang lengkap adalah yanng diungkapkan oleh
Harjanasujana – Mulyati dan Nurhadi. Standardisasi Harjanasujana –
Mulyati lebih tinggi dibanding pendapat Nurhadi. Ada empat langkah
peningkatan KEM, yaitu
a.
Upaya peningkatan KEM
Upaya
tersebut dapat diusahakan sendiri oleh pembaca dan bisa diusahakan
oleh orang lain. Dalam rangka meningkatkan KEM terdapat 3 solusi,
yaitu hal yang perlu dipelajari, hal yang dapat mengembangkan
kecepatan membaca, dan hal yang dapat menghambat kecepatan membaca.
b.
Fleksibilitas membaca
Merupakan
kemampuan menyesuaikan strategi membaca dengan kondisi baca.
Fleksibilitas membaca seorang pembaca bergantung pada tujuan umum
yang diinginkannya. 3 tujuan umum membaca, yaitu untuk studi, untuk
usaha, dan untuk kesenangan.
c.
Strategi membaca cepat
Bagaimana
pembaca memilih dan menggunakan metode dan teknik membaca sesuai
dengan keperluan.
d.
Methode membaca cepat
Yaitu
metode yang digunakan supaya pembaca dapat membaca secara efektif dan
efisien. Beberapa metode membaca yang digunakan, yaitu metode P2R,
GPID, PACER, dan SQ3R.
- Teknik membaca cepat
- Teknik skimming yaitu teknik membaca dengan menjelajahi atau menyapu bacaan dengan cepat untuk memahami atau menemukan hal – hal yang penting.
- Teknik scanning yaitu teknik membaca sekilas cepat, tetapi teliti dengan maksud menemukan dan memp[eroleh informasi tertentu atau fakta khusus dari sebuah bacaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar