Minggu, 13 Desember 2015

Kecepatan Efektifitas Membaca

Kecepatan Efektifitas Membaca
  • Pengertian KEM
Kemampuan membaca yang baik merupakan hal yang sangat penting dalam suatu bacaan. Dalam proses membaca terdapat dua komponen utama yang bekerja secara dominan, yakni (a) kerja mata untuk melihat lambang-lambang grafis, dan (b) kerja otak untuk memahami dan memaknai lambang-lambang grafis tadi menjadi sebuah informasi yang utuh dan lengkap. Kemampuan fisik berupa kemampuan mata melihat lambang, selanjutnya disebut kemampuan visual, sedangkan kemampuan psikis yang melibatkan kemampuan berpikir dan bernalar, selanjutnya disebut kemampuan kognisi (Mulyati, 2003).
Beberapa pakar pendidikan dan pengajaran membaca menyamakan istilah KEM dengan speed reading (membaca cepat). Kemampuan membaca cepat atau kecepatan membaca itu ditunjukkan oleh kemampuan membaca sejumlah kata yang dibaca dalam satuan menit (kata per menit), yakni rata-rata tempo baca untuk sejumlah kata tertentu dalam waktu tempuh baca tertentu. Penggunaan istilah KEM di kalangan para ahli bahasa memiliki istilah berbeda-beda. Harjasujana ( dalam Yunus, 2010) menyebutkan KEM sebagai Kecepatan Efektif Membaca, sedangkan Tampubolon (2008) menyebutnya sebagai Kemampuan Efektif Membaca. Walaupun keduanya mendefinisikan KEM dengan istilah yang berbeda, tetapi maksud yang disampaikan memiliki kesamaan.
Kecepatan Efektif Membaca (KEM) menurut Harjasujana adalah kecepatan yang dicapai oleh pembaca berdasarkan rumus banyaknya jumlah kata dibagi panjangnya waktu yang diperlukan, diperbanyak dengan persentase skor yang diperoleh. Selanjutnya, Tampubolon (2008) menyebutkan bahwa Kemampuan Efektif Membaca (KEM) adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan. Jadi, ada dua aspek yang dinilai dalam KEM ini, yakni kecepatan dan pemahaman isi.
KEM merupakan perpaduan dari kemampuan motorik (gerak mata) atau kemampuan visual dengan kognitif seseorang dalam membaca (Harjasujana & Mulyati, 1987). Dengan kata lain, KEM merupakan perpaduan dari rata-rata kecepatan membaca dengan ketepatan memahami isi bacaan. Dengan demikian, KEM adalah kemampuan membaca secara cepat dan tepat dengan tanpa mengabaikan pemahaman terhadap isi secara menyeluruh.
Sejalan dengan Harjasujana & Mulyati, Nurhadi (2005) menyatakan bahwa membaca efektif artinya pendekatan kecepatan membaca harus diikuti pula oleh pendekatan pemahaman terhadap bacaan. Biasanya kecepatan dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan, dan bahan bacaan. Efektif artinya, peningkatan kecepatan membaca itu harus diikuti pula oleh peningkatan pemahaman terhadap bacaan. Pembaca yang efektif dan kritis tahu tentang apa yang perlu digalinya dari bahan bacaan secara tepat, mengabaikan unsur-unsur yang kurang penting, serta membuang hal-hal yang tidak diperlukan.
Seorang pembaca yang ideal bukanlah orang yang mampu membaca secara cepat dengan pemahaman yang rendah, bukan pula yang mampu memiliki pemahaman yang tinggi dengan kecepatan membaca yang rendah. Pembaca yang mampu membaca cepat dengan pemahaman rendah adalah pembaca yang sia-sia sebab apapun yang ia baca tidak bisa ia pahami. Bukankah membaca tanpa pemahaman adalah hal yang sia-sia. Ia memang mampu memahami bacaan, namun berapa lama waktu yang is perlukan untuk membaca. Terkadang ia harus membaca berulang-ulang. Dengan demikian ia telah kehilangan banyak waktu yang seharusnya dapat ia gunakan untuk membaca bacaan yang lain.
Seseorang yang dapat memahami suatu bacaan atau wacana, akan menemukan wujud skemata yang memberikan usulan yang memadai tentang suatu bacaan. Proses pemahaman suatu bacaan adalah menemukan konfigurasi skemata yang menawarkan uraian yang memadai tentang suatu bacaan. Sampai sekarang, konsep skema merupakan jalan yang paling memberikan harapan dari sudut wacana pada umumnya karena skemata merupakan bagian dari penyajian pengetahuan latar, luasnya pengetahuan, dan pengalaman pembaca.
Dalam kecepatan efektifitas membaca terdapat 3 faktor yang mempengaruhi, yaitu :
  1. Faktor pembaca
  1. Latar belakang pengalaman
  2. Kemampuan berbahasa
  3. Kemampuan berpikir
  4. Tujuan membaca
  5. Berbagai afeksi, seperti minat, sikap, dan motivasi
b. Faktor keterbacaan teks bacaan
Yaitu teks bacaan yang tingkat keterbacaannya bagus atau baik dapat dilihat dari aspek bahasa yang digunakan harus memenuhi 4 kriteria, yaitu
  1. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sasaran pembaca tulisan
  2. Komunikatif
  3. Ketepatan bahasa
  4. Keruntutan dan kesatuan gagasan
c. Faktor guru
Guru merupakan faktor determinan penyebab rendahnya mutu pendidikan di suatu sekolah. Guru mempunyai 2 peran, yaitu
  1. Memilih bacaan yang digunakan siswa
  2. Mengerahkan siswa untuk dapat membaca secara efektif dan efisien
  3. Pengukuran KEM
  • Cara pengukuran KEM
Cara mengukur KEM dilakukan dengan mencari atau menentukan kecepatan baca pembaca, menentukan pemahaman isi bacaan, dan memadukan kedua unsur tersebut. Terdapat 3 rumus untuk menentukan KEM.
  1. Penyediaan teks bacaan
Teks bacaan yang disediakan untuk mengukur KEM pembaca haruslah dipilihkan wacana yang memenuhi syarat kelayakan.
4 aspek kelayakan teks bacaan
  1. Bentuk dan jenis teks
  2. Kesulitan teks bacaan
  3. Isi wacan
  4. Panjang pendek teks bacaan
  1. Penyediaan tes pemahaman isi bacaan
Pengukuran KEM terkait pada ranah kognitif pembaca. Proses kognitif dikelompokkan menjadi 6, yaitu
1. Mengingat
2. Memahami
3. Mengaplikasikan
4. Menganalisis
  1. Mengevaluasi
  2. Mencipta
  1. Standardisasi KEM
Standardisasi KEM terkait dengan dua unsur, yaitu kecepatan baca dan pemahaman isi bacaan. Standardisasi yang lengkap adalah yanng diungkapkan oleh Harjanasujana – Mulyati dan Nurhadi. Standardisasi Harjanasujana – Mulyati lebih tinggi dibanding pendapat Nurhadi. Ada empat langkah peningkatan KEM, yaitu
a. Upaya peningkatan KEM
Upaya tersebut dapat diusahakan sendiri oleh pembaca dan bisa diusahakan oleh orang lain. Dalam rangka meningkatkan KEM terdapat 3 solusi, yaitu hal yang perlu dipelajari, hal yang dapat mengembangkan kecepatan membaca, dan hal yang dapat menghambat kecepatan membaca.
b. Fleksibilitas membaca
Merupakan kemampuan menyesuaikan strategi membaca dengan kondisi baca. Fleksibilitas membaca seorang pembaca bergantung pada tujuan umum yang diinginkannya. 3 tujuan umum membaca, yaitu untuk studi, untuk usaha, dan untuk kesenangan.
c. Strategi membaca cepat
Bagaimana pembaca memilih dan menggunakan metode dan teknik membaca sesuai dengan keperluan.
d. Methode membaca cepat
Yaitu metode yang digunakan supaya pembaca dapat membaca secara efektif dan efisien. Beberapa metode membaca yang digunakan, yaitu metode P2R, GPID, PACER, dan SQ3R.
  • Teknik membaca cepat
  1. Teknik skimming yaitu teknik membaca dengan menjelajahi atau menyapu bacaan dengan cepat untuk memahami atau menemukan hal – hal yang penting.
  2. Teknik scanning yaitu teknik membaca sekilas cepat, tetapi teliti dengan maksud menemukan dan memp[eroleh informasi tertentu atau fakta khusus dari sebuah bacaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar