Minggu, 13 Desember 2015

Model Membaca

Model Membaca 
 
Model membaca adalah gabungan cara kerja fisik dan spikis yang merupakan proses dalam membaca karena membaca dimulai dari proses visual (mata) dan di akhiri pada proses yang terdapat di otak yaitu memahami atau mengkritisi bacaan. Cara kerja fisik berkaitan dengan bagaimana mata membaca atau memandang bacaan yang merupakan sistem grafis. Cara kerja psikis berkaitan dengan bagaimana cara kerja otak memahami bacaan.
Dalam model membaca terdapat lima pendekatan, yaitu pendekatan taksonomi, pendekatan psikologis, pendekatan linguistik, pendekatan psikomotorik, dan pendekatan proses informasi.
    1. Pendekatan taksonomi dalam proses membaca diperlukan empat keterampilan, yaitu mengenal kata, komprehensif, reaksi, dan asimilasi.
    2. Pendekatan psikologi dibagi menjadi dua, yaitu behavioral adalah belajar bahasa dapat dikendalikan dari luar (lingkungan). Keterampilan membaca merupakan hasil proses membaca yang diperoleh dari hubungan antara rangsangan dan reaksi. Dikenal dengan sebutan S – R, yaitu dengan stimulus dan respons. Untuk dapat terampil membaca, seseorang pembaca (siswa) haruslah dibiasakan untuk membaca. Tugas guru adalah memberikan tugas kepada siswa untuk membaca sesering mungkin sesuai dengan kemampuan siswa.
Dan kognitif adalah proses aktif integratif yang terjadi di dalam otak. Manusia merupakan makhluk pengumpul, pemilik dan pemakai informasi yang berpusat diotak. Membaca tidaklah sekadar memperoleh rangsangan simbol-simbol tertulis melalui mata, tetapi yang lebih penting adalah memproses rangsangan tersebut di dalam otak.
    1. Pendekatan linguistik, membaca merupakan hubungan yang teratur antara sistem tulisan dan ujaran.
    2. Pendekatan psikomotorik, pendekatan ini digunakan untuk mengukur tingkat kenyaringan dan kecepatan baca yang dilakukan pembaca. Kenyaringan dan kecepatan baca diukur secara statistik dengan menggunakan analisis substrata.
    3. Pendekatan proses informasi adalah keterampilan membaca merupakan suatu proses informasi (alat komunikasi antara pihak satu (penulis) dengan pihak lain (pembaca)). Dalam proses membaca terjadi komunikasi yang tidak langsung antara penulis dan pembaca. Pesan penulis disampaikan dalam bentuk tulisan dengan beragam wujud.
Banyak model yang dapat digunakan untuk membaca. Walaupun banyak, model membaca dapat diklasifikasi menjadi tiga model, yaitu model membaca bawah atas, model membaca atas bahwa, dan model, membaca timbal balik.
  1. Model Membaca Bawah Atas
Model Membaca Bawah Atas (MMBA) atau bottom-up merupakan model membaca yang bertitik tolak dari pandangan bahwa yang mempunyai peran penting (primer) dalam kegiatan atau proses membaca adalah struktur bacaan, sedangkan struktur pengetahuan yang dimiliki (di dalam otak) pembaca mempunyai peran sampingan (sekunder). Pembaca bergantung sekali pada bacaan. Dalam bacaan, pembaca melakukan penyandian kembali simbol-simbol tertulis sehingga mata pembaca selalu menatap bacaan. Hasil penyandian kembali dikirim ke otak melalui syaraf visual yang ada di mata untuk dipahami. Karena sistem atau cara kerja berawal dan bergantung pada bacaan yang berada di bawah dan baru dikirimkan ke otak yang berada di atas, sistem membaca seperti itu dinamakan model membaca bawah atas.
  1. Model Membaca Atas Bawah
Jika pada MMBA struktur dalam teks (bacaan) sebagai unsur primer dan pengetahuan sebagai unsur sekunder, MMAB berpandangan yang sebaliknya, yaitu pengetahuan merupakan unsur primer dan struktur bacaaan merupakan unsur sekunder. Pembaca hanya melihat stimulus yang berupa isyarat simbol grafis seperlunya saja, selebihnya pembaca menggunakan isyarat kompetensi kognitif dankompetensi bahasa yang telah dimilikinya. Karena kompetensi kognitif dankompetensi bahasa berada di otak pembaca dan otak pembaca berada di atas bacaan, model membaca ini disebut model membaca atas bawah. Tokoh yang menjadi perintis MMAB adalah Goodman, Smith, Shuy, dan Nutall.
Proses membaca model Membaca Atas Bawah adalah berikut :
  1. Otak pembaca mengendalikan mata untuk melihat (membaca) lambang-lambang penafsiran grafis seperlunya saja sesuai yang dibutuhkan.
  2. Rangsangan yang berupa lambang-lambang grafis yang telah dipilih diteruskan oleh syaraf mata ke otak.
  3. Pembaca memberi penafsiran (pemahaman) dari bacaan yang dibaca berdasarkan kompetensi kognitif dan kompetensi bahasa yang dimilikinya.
  1. Model Membaca Timbal Balik
MMTB merupakan cara kerja pembaca yang berlangsung secara simultan membaca tidak lagi merupakan proses yang linier dan berurut-lanjut, melainkan proses timbal balik yang bersifat simultan. Pembaca menggunakan MMBA dan MMAB secara bergantian. Suatu saat MMBA yang berperan dan suatu saat MMAB yang berperan.
Tokoh yang mencanangkan MMTB adalah Teoris Rumelhart pada tahun 1977.Di pandang dari metode pembelajaran, model Rumelhart mempunyai keunggulan. Keunggulan yang pertama adalah model tersebut sudah membaur dengan berbagai strategi pembelajaran yang telah menunjukkan keberhasilannya.
Keunggulan yang kedua adalah model Rumelhart sangat cocok digunakan untuk pembelajaran membaca pada tingkat sekolah menengah, baik menengah pertama (SMP) maupun menengah atas (SMA). “Tidak ada gading yang tak retak” demikianlah pepatah yang berlaku juga pada model Rumelhart. .
Ada dua kelemahan dari model tersebut. Kelemahan yang pertama adalah model Rumelhart tidak menyinggung aplikasi dan tidak menyinggung masalah pada pra membaca, yaitu kondisi sebelum seorang pembaca membaca bacaan. Kedua adalah model tersebut tidak menarik karena tidak ada hal yang baru, terutama bagi guru.

1 komentar:

  1. Casino - Las Vegas - MapyRO
    MapYRO is a fun and easy way to 안성 출장마사지 earn points 오산 출장샵 for free or real money 파주 출장안마 in Las Vegas. No registration 전주 출장마사지 needed! This site uses cookies. Accept 나주 출장안마 all of the

    BalasHapus