Jenis
Membaca
5 jenis membaca, yaitu :
- Membaca nyaring dan dalam hati
Membaca nyaring
merupakan proses mengkomunikasikan isi bacaan (dengan nyaring) kepada
orang lain. Karena tujuan utamanya mengkomunikasikan isi bacaan, maka
si pembaca bukan hanya dituntut harus mampu melafalkan dengan suara
nyaring lambing-lambang bunyi bahasa saja, melainkan juga dituntut
harus mampu melakukan proses pengolahan agar pesan-pesan atau muatan
makna yang terkandung dalam lambing-lambang bunyi bahasa tersebut
dapat tersampaikan secara jelas dan tepat oleh orang-orang yang
mendengarnya. Dengan demikian jelaslah bahwa proses membaca nyaring
sesungguhnya bukanlah hal yang mudah, membaca nyaring lebih sulit
dibandingkan dengan membaca dalam hati.
Untuk
membantu para pendengar menangkap dan memahami makna pengarang,
pembaca nyaring biasanya mempergunakan cara berikut ini :
- Pembaca menyoroti ide-ide baru dengan mempergunkan penekanan yang jelas.
- Pembaca menjelaskan perubahan dari satu ide ke ide yang lainnya.
- Pembaca menerangkan kesatuan kata-kata yang tepat dan baik.
- Pembaca menghubungkan ide-ide yang bertautan dengan jalam menjaga suaranya agar tinggi sampai akhir dan tujuan tercapai.
- Pembaca menjelaskan klimaks-klimaks dengan gaya dan daya ekspresi yang baik dan tepat.
Tujuan
membaca nyaring ialah mengkomunikasikan isi bacaan kepada orang lain
atau pendengar. Pembaca nyaring tidak hanya melafalkan secara nyaring
lambang-lambang bunyi saja. Ia juga dituntut mampu melakukan proses
pengolahan agar pesan-pesan atau muatn makna yang terkandung dalam
lambang-lambang bunyi dapat tersampaikan secara jelas dan tepat oleh
pendengarnya. Proses membaca nyaring bukanlah hal mudah. Dalam
membaca nyaring melibatkan penglihat.
Membaca
dalam hati merupakan kegiatan pembaca untuk menyandikan dan memahami
lambang-lambang bunyi bahasa tanpa mengeluarkan suara. Pembaca
mempergunakan ingatan visual, yaitu mata dan ingatan. Pembaca dalam
hati tidak boleh mengeluarkan suara saat membaca. Namun, masih banyak
anak yang membaca dalam hati, namun pada saat yang bersamaan alat
ucapnya juga ikut aktif melafalkan bunyi-bunyi. Misalnya, bisa
dijumpai pada anak yang membaca dalam hati dengan bibir
bergerak-gerak sehingga mengeluarkan suara (berbisik atau bergumal).
Hal seperti itu perlu dihilangkan secara perlahan-lahan sebab akan
dapat menghambat kelancaran membaca dalam hati, terutama membaca
ekstensif atau membaca cepat.
Dalam
membaca dalam hati terjadi secara simultan konsentrasi dua arah dalam
pikiran pembaca. Pembaca secara aktif merespons ungkapan bunyi
simbol-simbol tulisan dan bahasa yang digunakan oleh penulis dalam
rangka memahami makna yang terkandung dalam teks. Oleh sebab itu,
pembaca dituntut dapat mengungkapkan makna yang terkandung di dalam
teks. Makna yang diterima diolah pembaca dalam otaknya untuk
menghasilkan pikiran yang kritis dan kreatif.
Tujuan
utama membaca dalam hati adalah memperoleh pemahaman. Pembaca
berkeinginan memahami isi bacaan secara menyeluruh. Seseorang
dikatakan dapat memahami bacaan secara baik jika memiliki kemampuan
berikut ini.
1.
Kemampuan
menangkap arti kata dan ungkapan yang digunakan penulis
2.
Kemampuan
menangkap makna tersurat dan tersirat
3.
Kemampuan
membuat simpulan
-
Membaca intensif dan ekstensif
Membaca
intensif pada hakikatnya adalah studi saksama, telaah teliti, dan
penanganan terperinci yang dilaksanakan di
suatu tempat. Latihan
pola-pola kalimat, latihan kosa kata, telaah kata-kata, dikte dan
diskusi umum merupakan bagian dan teknik membaca intensif. Teks-teks
bacaan yang benar-benar sesuai dengan maksud ini haruslah dipilih
oleh guru atau dosen, baik dari segi bentuk maupun isinya.
Membaca
intensif ialah suatu aktivitas membaca yang sangat membutuhkan
kecermatan dan ketajaman pikir, merupakan kunci pemerolehan ilmu
pengetahuan. Membaca intensif sering
kali agak
lambat karena dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti. Adapun
tujuan membaca intensif adalah memahami keseluruhan bahan bacaan
sampai pada bagian yang sekecil-kecilnya. Langkah-langkah membaca
intensif adalah berikut ini
:
- Pembaca menentukan tujuan membaca intensif.
- Pembaca melaksanakan pembacaan secara agak cepat dan cukup kritis sebagai usaha preview.
- Pembaca melaksanakan pembacaan keseluruhan secara sangat cermat.
- Pembaca melaksanakan self resitasi.
- Pembaca mencari paragraf pendahuluan mengenai maksud penulis, kemudian mencari paragraf penutup yang berisi penjelasan terhadap maksud tersebut.
- Pembaca memperhatikan baik-baik cara pengarang dalam menentukan ruang lingkup pembicaraan serta meletakkan tekanan pada informasi yang menunjang maksudnya.
- Pembaca memperhatikan secara saksama organisasi karangan.
- Pembaca mencari maksud pengarang, baik yang tersurat maupun tersirat di dalam wacana.
Tujuan
membaca intensif adalah untuk memperoleh sukses dalam memahami penuh
terhadap argumen-argumen yang logis, urutan-urutan pola-pola teks,
pola simbolisnya, nada-nada tambahan yang bersifat emosional dan
sosial, pola sikap dan tujuan pengarang, dan sarana linguistik yang
dipergunakan. Melalui pemahaman penuh, kecepatan membaca intensif
lebih menurun dibandingkan dengan membaca ekstensif. Kecepatan baca
seseorang bergantung pada faktor kedalaman dan keterperincian
pemahaman. Semakin mendalam dan terperinci, kecepatan pembaca akan
menurun dan sebaliknya. Dalam pembelajaran di sekolah, kedalaman, dan
keterperincian pemahaman ditentukan oleh tujuan pembelajaran yang
dibuat oleh guru.
Membaca
ekstensif adalah membaca secara luas, yaitu objeknya meliputi
sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin. Tujuan
membaca ekstensif adalah untuk memahami isi yang penting dengan
cepat. Membaca ekstensif adalah membaca untuk memahami hal-hal
penting dengan cepat sehingga membaca secara efisien dapat
terlaksana. Jika dilihat dari segi waktu, membaca ekstensif relatif
lebih hemat karena pembaca cukup membaca objek secara sekilas, bukan
kata per kata, kalimat per kalimat, atau paragraf per paragraf,
tetapi menatap penuh bacaan untuk mencari bagian mana yang dibutuhkan
dari bacaan. Dari segi tujuan, kegiatan membaca ekstensif adalah
untuk memahami isi atau hal-hal penting dengan cepat.
Dalam
penggunaan secara umum dan dalam pembelajaran, membaca ekstensif
disinonimkan dengan membaca cepat. Membaca cepat adalah kemampuan
membaca dengan memperhatikan bahan yang dibaca dan tujuan membaca.
Kecepatan membaca harus fleksibel, artinya kecepatan itu tidak harus
selalu sama, ada kalanya diperlambat karena bahan-bahan dan tujuan
membaca. Kecepatan membaca dapat disesuaikan dengan kebutuhan membaca
apabila kata-kata dalam bacaan tergolong tidak asing, dapat dilalui
dengan cepat. Namun, apabila ada kata-kata yang tergolong asing dapat
diperlambat untuk memahami makna kata tersebut.
Membaca
cepat adalah kemampuan membaca dengan kecepatan yang tidak sama.
Menurutnya kecepatan membaca harus fleksibel.
Tujuan
membaca cepat adalah untuk memperoleh banyak pemahaman dari bacaan.
Tidak ada gunanya dapat membaca cepat, tetapi tidak dapat memahami
bacaan secara memadai. Apabila kita dapat memahami dengan pemahaman
sepenuhnya, tetapi kacapatan bacanya sangat lambat juga tidak dapat
dikatakan membaca secara cepat. Pembaca harus mencapai keseimbangan
yang baik antara kecepatan dan pemahaman membacanya. Dengan latihan
yang tekun dan terus menerus, pembaca akan mampu membaca cepat
sekaligus mampu memahami isi bacaan. Pembaca dalam membaca tidak
menanggapi kata demi kata, melainkan menanggapi gagasan demi gagasan.
- Membaca teliti, pemahaman dan kritis
Membaca
teliti merupakan membaca yang dilakukan secara saksama. Jenis membaca
menekankan pada proses membaca dalam memandang simbol-simbol tertulis
yang dilakukan secara saksama.
Dalam
kegiatan membaca ini perlu keterampilan-keterampilan berikut ini.
- Survai cepat untuk melihat organisasi dan pendekatan umum.
- Membaca saksama dan membaca ulang paragraf untuk menentukan kalimat judul dan perincian-perincian penting.
- Penemuan hubungan setiap paragraf dengan keseluruhan tulisan atau artikel.
Ada
tujuh hal yang perlu diperhatikan dalam membuat catatan hasil baca.
Ketujuh hal tersebut adalah berikut ini
:
- Bacalah sekilas seluruh kutipan atau pilihan sebelum membuat catatan.
- Tentukanlah apakah pembaca perlu mencatat sampai hal-hal yang sekecil-kecilnya ataukah hanya ide-ide yang penting saja.
- Buatlah catatan dengan bahasa (kata, kalimat) sendiri.
- Kembangkanlah sistem sendiri mengenai singkatan dan penggalan singkat yang dapat dipergunakan untuk menghemat waktu dan tenaga dalam mencatat.
- Pakailah tanda-tanda kutipan jika mengutip sesuatu bahan.
- Buatlah catatan yang tepat dan jelas.
- Periksalah kembali apakah semua hal penting telah tercatat.
Dalam
keperluan studi, membaca teliti digunakan dalam menelaah tugas. Agar
dapat menelaah tugas dari guru atau dosen secara baik, pelajar
sebaiknya menggunakan metode membaca SQ3R. Metode SQ3R merupakan
metode membaca yang ditujukan untuk kepentingan studi yang terdiri
atas lima tahap, yaitu survai,
question, reading, recite dan
review.
Survai
merupakan
tahap pertama dari metode SQ3R yang berupa kegiatan membaca sepintas
hal-hal yang pokok. Question
(bertanya)
merupakan tahap kedua dari metode SQ3R yang berupa kegiatan pembaca
menyusun pertanyaan-pertanyaan. Reading
(membaca)
merupakan tahap ketiga dari metode SQ3R yang berupa kegiatan pembaca
untuk membaca bacaan. Recite
(menceritakan
kembali) merupakan tahap keempat dari metode SQ3R yang berupa
kegiatan membaca untuk menceritakan kembali isi bacaan yang telah
dibaca dengan kata-kata sendiri. Review
(meninjau
kembali) merupakan tahap akhir dari metode SQ3R yang berupa kegiatan
pembaca untuk memeriksa ulang bagian-bagian yang telah dibaca dan
dipahami.
Istilah
membaca pemahaman mempunyai padanan istilah membaca literal. Membaca
pemahaman merupakan membaca yang dilakukan secara cermat yang
digunakan untuk memperoleh pemahaman (sepenuhnya) atas suatu bahan
bacaan. Pembaca mengenal, menangkap, dan memahami informasi-informasi
yang terdapat dalam bacaan secara tersurat (eksplisit). Pembaca hanya
menangkap informasi-informasi yang terletak secara jelas dalam
bacaan. Informasi secara eksplisit terdapat dalam baris-baris.
Pembaca tinggal menangkap makna-makna tersebut, tidak menangkap makna
yang lebih dalam lagi (implisit) atau makna di balik baris-baris.
Tujuan
yang diinginkan oleh pembaca pemahaman pada umumnya adalah mencari
dan memperoleh informasi yang mencakup pemahaman terhadap isi dan
makna bacaan. Tujuan
yang lain selain tujuan umum adalah tujuan khusus. Tujuan khusus
meliputi:
- menemukan rincian atas fakta-fakta yang terjadi dalam bacaan,
- memperoleh ide-ide pokok yang ada pada bacaan,
- memperoleh informasi (ide) lain atau tambahan yang ada dalam bacaan,
- menemukan urutan atau susunan organisasi cerita yang ada dalam bacaan.
Membaca
pemahaman melatihkan dua belas kemahiran pembaca. Kedua belas
kemahiran tersebut adalah berikut ini.
- memahami makna kata,
- memahami makna frasa,
- memahami makna kalimat,
- memahami makna paragraf,
- memahami makna unsur detail,
- menangkap unsur perbandingan,
- menangkap unsur urutan,
- menangkap unsur sebab akibat,
- memahami (menjawab) apa, siapa, kapan, dan dimana,
- menyatakan kembali unsur perbandingan,
- menyatakan kembali unsur urutan,
- menyatakan kembali unsur sebab akibat.
Membaca
kritis (critical
reading)
adalah cara membaca dengan melihat motif penulis dan menilainya.
Pembaca tidak sekedar menyerap apa yang ada, tetapi ia bersama-sama
penulis berpikir tentang masalah yang dibahas. Membaca secara kritis
berarti kita harus mampu membaca secara analisis dengan melakukan
penilaian. Dalam membaca harus ada interaksi penulis dengan pembaca
yang saling mempengaruhi sehingga terbentuk pengertian baru. Jika
kita ingin membaca dengan baik, kita harus membaca dengan pikiran
yaitu berpikir, menilai, dan membuat batasan. Kesemuanya ini harus
dilakukan secara serentak.
Membaca
kritis merupakan suatu strategi membaca yang bertujuan untuk
mendalami isi bacaan berdasarkan penilaian yang rasional lewat
keterlibatan yang lebih mendalam dengan pikiran penulis yang
merupakan analisis yang dapat diandalkan. Melalui membaca kritis,
pembaca dapat pula mencamkan lebih dalam apa yang dibacanya dan dia
pun akan mempunyai kepercayaan diri yang lebih mantap daripada kalau
dia membaca tanpa usaha berpikir secara kritis. Membaca kritis
meliputi penggalian lebih mendalam, upaya untuk menemukan bukan hanya
mengenai keseluruahan kebenaran mengenai apa yang ditulis, tetapi
juga (dan inilah yang lebih penting pada masa-masa selanjutnya)
menemukan alas an-alasan mengapa sang penulis mengatakan apa yang
dilakukannya. Apabila seorang pembaca menemukan bukan hanya apa yang
dikatakan, tetapi juga mengapa hal itu dikatakan maka dia sudah
melakukan membaca kritis yang merujuk pada keterpahaman.
Membaca
kritis merupakan modal utama bagi mahasiswa untuk mencapai kesuksesan
studi. Kebanyakan mahasiswa, seperti juga Anda, telah mengalami
praktik dalam membaca kritis yang termasuk dalam wilayah membaca
intensif walaupun mungkin Anda tidak sadar. Saat Anda sedang
berpacaran, misalnya dan membaca sepucuk surat cinta maka pasti Anda
membacanya dengan saksama penuh perhatian. Bisa dipastikan Anda
membaca setiap kata dan sungguh-sungguh mencermatinya, yaitu membaca
keseluruhan yang berkenaan dengan bagian-bagian dan setiap bagian
dipandang dari segi keseluruhan. Anda menjadi sangat sensitif, Anda
dapat memahami dan merasakan kata-kata, frasa-frasa, dan
kalimat-kalimat dengan lebih kritis.
Tidak
setiap membaca, seseorang membaca secara kritis.
Seseorang
dikatakan membaca kritis jika memenuhi enam ciri. Keenam ciri
tersebut adalah berikut ini
:
- Pembaca dalam kegiatan membaca sepenuhnya melibatkan kemampuan berpikir kritis.
- Pembaca tidak begitu saja menerima apa yang dikatakan penulis.
- Pembaca berusaha mencari kebenaran yang hakiki dalam membaca kritis.
- Pembaca selalu terlibat dengan permasalahan mengenai gagasan dalam bacaan.
- Pembaca mengolah bahan bacaan, bukan mengingat bahan bacaan.
- Pembaca menggunakan hasil baca untuk diingat dan diterapkan, bukan untuk dilupakan.
- Membaca ide dan kreatif
Membaca
ide adalah sejenis kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari,
memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat dalam bacaan.
Membaca ide merupakan kegitan membaca yang bertujuan untuk mencari
jawaban atau pertanyaan berikut dari suatu bacaan: (a) mengapa hal
itu merupakan judul atau topik yang baik; (b) masalah apa saja yang
dikupas atau dibentangkan dalam bacaan tersebut; (c) hal-hal apa yang
dipelajari dan yang dilakukan oleh sang tokoh.
Membaca
kreatif merupakan membaca yang tingkatannya tertinggi yang dimampui
oleh pembaca. Pembaca tidak hanya menangkap makna tersurat, makna
antarbaris, makna di balik baris, tetapi juga mampu secara kreatif
menerapkan hasil bacanya untuk kepentingan sehari-hari.
Ciri
pembaca kreatif ada lima dan keterampilan yang dilatihkan dalam
membaca kreatif ada tujuh. Kelima ciri pembaca kreatif adalah berikut
ini :
- Pembaca tidak berhenti sampai pada saat menutup bacaan.
- Pembaca mampu menerapkan hasil bacanya untuk kepentingan hidup sehari-hari.
- Pembaca mengalami perubahan sikap dan tingkah laku setelah proses membaca selesai.
- Pembaca memanfaatkan hasil membacanya berlaku sepanjang masa.
- Pembaca mampu menilai secara kritis dan kreatif bahan bacaan dan memberikan umpan balik yang berupa kritik balikan, penilaian langsung atau mengubahnya menjadi bentuk lainnya.
Ketujuh
keterampilan yang dilatihkan dalam membaca kreatif adalah berikut
ini.
- Keterampilan mengikuti petunjuk dalam bacaan kemudian menerapkannya.
- Keterampilan membuat resensi.
- Keterampilan memecahkan masalah sehari-hari melalui teori yang disajikan dalam bacaan.
- Keterampilan mengubah cerita prosa (cerpen, novel) menjadi bentuk naskah drama atau sandiwara radio.
- Keterampilan mengubah puisi menjadi prosa.
- Keterampilan mementaskan naskah drama yang telah dibaca.
- Keterampilan membuat kritik balikan dalam bentuk essai atau artikel populer.
- Membaca bahasa dan sastra
Membaca
telaah bahasa mencakup membaca bahasa (asing) dan membaca sastra.
Membaca bahasa adalah membaca yang mengutamakan bahasa bacaan. Dalam
hal ini mementingkan segi bahasa bacaan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah kesesuaian pikiran dengan bahasa, perbendaharaan
yang meliputi kosa kata, struktur kalimat dan ejaan. Membaca bahasa
asing merupakan kegiatan membaca yang teks bacaannya adalah teks yang
berbahasa asing. Bagi orang Indonesia, teks yang berbahasa asing
ialah teks bacaan yang tidak berbahasa Indoneisa dan tidak berbahasa
daerah, misalnya teks yang berbahasa Arab, Inggris, Cina, Jepang, dan
Belanda.
Tujuan
utama pada membaca bahasa dalam tataran rendah ada dua, yaitu
memperbesar daya kata (increasing
word power) dan
mengembangkan kosa kata (developing
vocabulary. Dalam
tataran yang lebih tinggi, bertujuan membaca bahasa ialah mencapai
kefasihan (fluency).
Setiap
pembaca mempunyai dua jenis daya kata. Pertama, daya kata yang
digunakan untuk berbicara dan menulis. Daya kata ini terkait dengan
daya memilih dan mempergunakan kata yang mengekspresikan makna secara
jelas dan tepat. Kedua, daya kata yang digunakan untuk membaca dan
menyimak. Daya kata ini terkait dengan daya untuk menghadapi dan
menggarap kata baru dan yang belum lazim memperoleh makna cukup dari
kata tersebut.
Membaca
sastra (literary
reading) merupakan
kegiatan membaca karya-karya sastra, baik dalam hubungannya dengan
kepentingan apresiasi maupun dalam hubungannya dengan kepentingan
studi atau kepentingan pengkajian. Berdasarkan bentuknya, karya
sastra terdiri atas tiga jenis, yaitu puisi, prosa, dan drama. Ketiga
jenis tersebut dibaca untuk diapresiasi, yaitu dipahami, dinilai, dan
dinikmati. Puisi diapresiasi dari segi bentuk dan maknanya, sedangkan
prosa dan drama diapresiasi dari segi unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Karya sastra juga dapat dibaca untuk keperluan studi, misalnya
mahasiswa membaca novel “Negeri 5 Menara” untuk mengerjakan tugas
yang diberikan dosennya.
- Membaca survai, sekilas, dan dangkal
Membaca
survai adalah sejenis kegiatan membaca dengan tujuan untuk mengetahui
gambaran umum ikhwal isi serta ruang lingkup dari bahan bacaan yang
hendak dibaca. Oleh karena itu, dalam perakteknya pembaca hanya
sekedar melihat atau menelaah bagian bacaan yang dianggap penting
saja. Misalnya, judul, nama pengarang beserta pidatonya, judul, bab
serta sub-sub bab, daftar indeks atau daftar buku-buku rujukan yang
dipergunakannya. Dengan demikian membaca survey bukanlah membaca
sebenarnya. Jadi, dapat dikatakan semacam kegiatan prabaca.
Tujuan
dilakukannya survai adalah untuk mengetahui anatomi buku, gambaran
umum isi buku, dan mutu buku. Anatomi buku merupakan bagian-bagian
dari sebuah buku yang umumnya meliputi bagian pendahuluan, isi, dan
penutup. Tahap mensurvai buku diperlukan untuk tahap berikutnya. Jika
tidak melakukan survai, pembaca tidak akan bisa membuat
pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan isi buku. Tujuan lain dari
mensurvai adalah untuk mengetahui gambaran umum sebuah buku secara
cepat. Dalam waktu yang singkat pembaca sudah dapat mengetahui buku
yang disurvai itu cocok atau tidak, mengandung informasi-informasi
yang dibutuhkan atau tidak. Jika jawabannya tidak, pembaca tidak
perlu meneruskan dan jika jawabannya ya,
pembaca
akan meneruskan kegiatan membacanya pada tahap berikutnya.
Membaca
sekilas atau membaca Skimming adalah sejenis membaca yang membuat
mata bergerak dengan cepat melihat dan memperhatikan bahan tertulis
untuk mencari dan memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan
mendapatkan informasi secara cepat. Skimming merupakan keterampilan
membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang
efisien.
Membaca
dangkal (superficial
reading)
adalah salah satu jenis membaca ekstensif yang bertujuan untuk
memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang tidak
mendalam dari suatu bacaan.
Membaca
dangkal menekankan pada kegiatan membaca yang dilihat dari segi
hasil, yaitu memahami hal-hal umum atau pokok. Beda membaca dangkal
dan membaca survai ialah membaca dangkal menekankan pada hasil,
sedangkan membaca survai menekankan pada proses membaca. Hal tersebut
terkait dengan hakikat membaca secara umum bahwa membaca terdiri atas
dua bagian, yaitu proses dan hasil. Proses merupakan kegiatan yang
dilakukan mata dan otak, sedangkan hasil merupakan hal yang diperoleh
dari proses tersebut yang berupa pemahaman atas isi bacaan.
Tujuan
pembaca dalam membaca dangkal adalah untuk mencari kesenangan atau
kebahagiaan. Membaca seperti ini dikendalikan atas kemauaan dan
keinginan sendiri tanpa ada campur tangan dari orang lain. Keinginan
muncul dari hati atau perasaan pembaca sendiri. Apa yang disenangi
dan membuat bahagia pembaca itulah yang dilakukannya. Membaca ini
terkait dengan perasaan atau hati pembaca.
kursornya lucu
BalasHapusKak ini kalo boleh tau sumber aslinya dr mana ya?
BalasHapus